Review Film The Peanut Butter Falcon (2019): Perjalanan Inti Kemanusiaan

0
1178
Review film The Peanut Butter Falcon (2020) ulasinema

Menitikberatkan pada tokoh yang mengalami gangguan sindrom down, The Peanut Butter Falcon seolah memainkan simpati penontonnya. Film garapan duo sutradara Tyler Nilson dan dan Michael Schwartz ini menghadirkan kehangatan sekaligus kesejukan pada benak penontonnya. Alih-alih simpati pada penderita sindrom down, film ini juga menghadirkan perjalanan spiritual dalam menghadapi kepahitan masa lalu seseorang.

Mengusung permasalahan yang terbilang sederhana, hal ini justru memudahkan penonton dalam memahami nilai-nilai yang ingin disampaikan dalam film. Permasalahan yang diangkat sebatas pada pelarian tokoh utama dalam mewujudkan cita-citanya. Kendati demikian, pengemasan cerita serta proses pelarian tersebut dihadirkan dengan menarik.Kita seakan diajak untuk berkenalan langsung dengan penderita sindrom down. Selain itu, kita juga seakan dipaksa untuk menurunkan ego diri demi memahami sisi lain dari permasalahan orang lain.

The Peanut Butter Falcon menjadi pilihan film yang relevan dalam menjalani masa swakarantina. Searah dengan kondisi pandemi, manusia dipaksa untuk menahan diri dan lebih memerhatikan keadaan sekitar. Hal tersebut agaknya sejalan dengan nilai yang terkandung dalam film ini. Sembari membantu menyelesaikan pandemi yang terjadi, kita dapat turut menjaga nilai kemanusiaan melalui film ini.

Shia Labeouf dan Zack Gottsagen menciptakan duet unik dalam The Peanut Butter Falcon (2020).

Film ini berkisah tentang Zak (Zack Gottsagen) seorang penderita sindrom down yang dibuang ke panti jompo. Ia memiliki impian untuk menjadi pegulat hebat seperti idolanya The Salt Water Redneck (Thomas Haden Church). Demi mewujudkan mimpinya tersebut, ia pun memutuskan untuk melarikan diri dari tempat tersebut. Meskipun sempat beberapa kali gagal, akhirnya ia berhasil kabur dan bermaksud pergi menuju sekolah gulat milik The Salt Water Redneck.

Dalam pelarian, ia tak sengaja bertemu dengan Tyler (Shia LaBeouf), seorang nelayan kecil yang bermasalah karena telah membakar perangkap ikan milik nelayan lain. Karena ulahnya tersebut, ia terpaksa melakukan pelarian dari nelayan yang memburunya. Meskipun pada awalnya ia keberatan melakukan perjalanan dengan Zak, akhirnya ia tak memiliki pilihan lain selain bepergian bersama.

Dalam perjalanan tersebut Tyler juga menemukan sisi lain dari dirinya. Melalui sosok Zak, ia seakan menemukan kembali kehangatan mempunyai seorang saudara laki-laki. Hal yang mungkin telah ia lupakan sejak lama semenjak kehilangan saudaranya dalam sebuah kecelakaan. Alhasil, kehidupan yang serba berantakan akhirnya berubah menjadi perjalanan yang menyenangkan bagi Tyler. Zak diajari Tyler banyak hal berjanji akan ditemani bertemu dengan The Salt Water Redneck.

Sosok lain pun turut mengiringi perjalanan mereka, yakni Eleanor (Dakota Johnson). Perempuan ini merupakan pengasuh Zak selama berada di panti jompo. Alih-alih membawanya pulang, ia justru terseret dalam perjalanan tersebut. Melalui Zak dan Tyler, Eleanor pun akhirnya menemukan kembali kebahagiaan yang mungkin telah luput dari hidupnya sejak ditinggal mendiang suaminya.

Performa hebat Zack Gottsagen, Shia LaBeouf dan Dakota Johnson dalam The Peanut Butter Falcon (2019).

Daya Tarik dan Keunikan

Film The Peanut Butter Falcon menghadirkan banyak hal menarik. Pemilihan jalan cerita dan pemunculan tokoh sekaligus latar belakangnya menjadi warna baru dalam dunia perfilman. Sosok Zak yang merupakan pengidap sindrom down seakan membuka mata kita bahwa setiap manusia memiliki keunikannya masing-masing. Spesialnya, pemeran tokoh Zak tersebut sesungguhnya memang pengidap sindrom down. Hal ini membuat tokoh ini terasa natural. Kepolosan serta keluguannya memberikan kesan tersendiri di hati penonton.

Selain itu, sosok LaBeouf dan Johnson juga tidak bisa dilupakan. Melalui tokoh Tyler yang diperankan Labeouf, kita seakan diajak untuk berdamai dengan trauma masa lalu dan menerima kehilangan. Sementara itu, kecantikan Johnson menjadi daya tarik sendiri dalam film ini. Kehangatan dan perhatian bak seorang ibu darinya berhasil membius tiap penonton yang menyaksikan. Ia seakan mengajak kita untuk keluar dari zona nyaman yang selama ini kita jalani.

Selain unsur penokohan yang memikat, film ini pun terasa kuat dalam hal sinematografinya. Pengambilan sudut pada tiap gambarnya dibuat nyaman di mata penonton. Tidak ketinggalan, skoring dalam film ini turut memperkuat adegan yang disajikan dalam film. Kedua unsur tersebut menjadi penting mengingat pesan mendalam yang coba ditampilkan dalam film.

Secara keseluruhan film ini patut diperhitungkan sebagai salah satu tontonan. Sudut pandang cerita dan nilai yang terkandung dalam film ini menjadi hal yang menarik untuk dinantikan. Terlebih, dengan situasi saat ini yang mengharuskan kita banyak menghabiskan waktu di rumah, film ini pas untuk ditonton bersama dengan keluarga atau orang terkasih.

Infografik Review Film The Peanut Butter Falcon (2019): Perjalanan Inti Kemanusiaan oleh ulasinema

Tonton keseruan film The Peanut Butter Falcon melalui aplikasi

Penulis: Karomaen
Penyunting: Anggino Tambunan