Suasana horor nan mencekam dalam sinema takmelulu dipicu oleh kemunculan makhluk halus, karakter psikopat atau pembunuh berwajah seram. Pasalnya, fenomena janggal di luar prediksi dan pengetahuan manusia pun bisa jadi senjata ampuh untuk menularkan rasa takut ke penonton. Hal tersebut coba dibuktikan oleh sineas Neasa Hardiman dalam film fiksi sains terbarunya, Sea Fever.
Hardiman membuka film ini dengan memperkenalkan tokoh Siobhán (Hermione Corfield), seorang mahasiswi biologi yang ahli dalam bidang pola perilaku fauna. Kecerdasan Siobhán membuat dirinya dipercaya untuk ikut dalam pelayaran sebuah kapal nelayan bernama “Niamh Cinn-Oir”. Kapal tersebut juga ditumpangi sejumlah awak kapal lain, yakni pasangan suami istri Gerard (Dougray Scott) & Freya (Connie Nielsen), Johnny (Jack Hickey), Ciara (Olwen Fouéré), Omid (Ardalan Esmaili), dan Sudi (Elie Bouakaze).
Gerard selaku nakhoda mengarahkan kapal ini ke sebuah wilayah yang dianggapnya potensial untuk mencari ikan. Keinginan Gerard tersebut ternyata ditentang oleh petugas pantai lantaran daerah tujuan kapalnya masuk dalam zona terlarang. Alih-alih mengganti lokasi tujuan, ia malah nekat menerobos daerah tersebut tanpa sepengetahuan kru lainnya demi membawa pulang banyak ikan. Fenomena aneh lalu muncul bergantian sejak kawanan tokoh memasuki zona terlarang.
Sinopsis di atas mungkin terdengar seperti plot film horor kebanyakan. Namun, Hardiman ternyata mampu mengarahkan adegan-adegan selanjutnya tetap menarik dan segar lewat unsur kemisteriusan. Penonton juga mulai dibuat taknyaman ketika para tokoh yang ditampilkan sebagai ahli gelisah atas anomali yang dihadapi.
Saat bagian lambung kapal ditempeli tentakel misterius, semua kru nampak kebingungan. Tidak ada yang tahu makhluk apa yang sedang menggerayangi kapal. Siobhán yang diperlihatkan jenius nampak bingung mengklafisikasikan makhluk tersebut. Begitu pun dengan teknisi kapal dan kru lainnya. Karisma Gerard sebagai pemimpin bahkan meredup karena dirinya takmemahami hal ini.
Jawaban atas anomali yang terjadi di kapal kemudian dibuka secara perlahan oleh Hardiman. Pemecahan misteri dilakukan tidak tergesa-gesa dan kerap dibarengi adegan bernuansa mencekam. Sineas ini seolah-olah ingin penonton merasakan kegelisahan dan keputusasaan tokoh secara utuh.
Momen-momen menegangkan dalam film Sea Fever terlihat takmengandalkan lompatan adegan horor mengejutkan. Film ini terasa sudah ‘meneror’ penonton dengan segala ketidakpastian yang hadir di dalam ceritanya. Anomali peristiwa yang berkali-kali gagal dipahami para tokoh sukses menjadi momok penonton di sepanjang film.
Tokoh Beragam Buat Film Makin Menarik
Salah satu hal menarik dalam film ini merupakan kehadiran tokoh-tokoh dengan pola pikir dan masalah beragam. Siobhán merepresentasikan orang-orang yang memandang segala hal dari kacamata sains. Ia mencari jawaban rasional atas fenomena aneh di kapal dengan ilmu dan teori yang dikuasai.
Sementara itu, kru lainnya seperti Sudi dan Gerard terlihat mewakili orang-orang yang memercayai takhayul. Sebagai contoh, mereka melihat kehadiran Siobhán yang memiliki rambut merah akan membawa nasib buruk pada kapal. Meski begitu, keduanya tidak digambarkan timpang karena masih bersedia menyimak pendapat Siobhán tentang makhluk misterius yang mendekati kapal.
Pengambilan keputusan masing-masing tokoh juga didasari alasan kuat sehingga konflik cerita takterasa dangkal. Saat muncul dugaan kru kapal terinfeksi, Siobhán mengimbau semua kru untuk melakukan karantina sebelum tiba di darat demi keselamatan orang lain. Pendapatnya ditolak oleh Freya karena ia merasa bertanggung jawab untuk membawa Sudi ke rumah sakit. Omid juga menentang ide Siobhán lantaran istrinya akan melahirkan dalam waktu dekat.
Perbedaan pendapat ini makin memperkeruh situasi sehingga mendorong tokoh untuk bertindak ekstrem. Ketegangan yang kian memuncak pun membuat penonton larut dalam cerita. Hardiman seakan-akan menantang penonton untuk menebak bagaimana cara tokoh bertahan dari cengkeraman makhluk misterius ini.
Film Sea Fever secara keseluruhan sukses menghadirkan kengerian yang baru dan segar di hadapan penonton. Alih-alih memunculkan monster laut berwujud seram, film ini menebar teror lewat kemisteriusan yang sulit diterka. Keanehan yang gagal diuraikan para tokoh akan menjadi mimpi buruk yang terus membayangi penonton hingga film berakhir.
Baca juga: Start-Up (2019): Sebuah Komedi Satire
Penulis: Farhan Iskandarsyah
Penyunting: Muhammad Reza Fadillah
Tonton keseruan film Sea Fever melalui aplikasi